Laporan Akhir 1
Asynchronous Binary Counter
1. Jurnal [kembali]
![]() |
| Percobaan 1A |
2. Alat dan Bahan [kembali]
Alat
a. Software Proteus ver 8.17
Digunakan untuk merancang, menggambar, dan mensimulasikan rangkaian elektronik.
Bahan
IC 74LS90 adalah 4-bit asynchronous (ripple) decade counter yang dapat menghitung dari 0 sampai 9 (modulo-10). Di dalamnya terdapat empat flip-flop yang saling memicu secara berantai, sehingga setiap pulsa clock akan menambah hitungan biner, tetapi perubahan bit terjadi sedikit tertunda (ripple delay). IC ini juga memiliki pin reset dan set untuk mengatur awal atau batas hitungan.
Komponen mekanik untuk memilih dua posisi logika, yaitu terhubung ke VCC atau ke ground. Switch ini digunakan sebagai input logika biner ke rangkaian.
Digunakan sebagai catu daya utama rangkaian digital.
Alat indikator untuk mendeteksi kondisi logika high atau low pada keluaran rangkaian digital.
3. Rangkaian Simulasi [kembali]
4. Prinsip Kerja Rangkaian [kembali]
a. Percobaan 1A
Rangkaian pencacah biner asynchronous ini memakai dua IC 74LS90 yang masing-masing bisa menghitung 4 bit. Pulsa clock masuk ke IC pertama sehingga flip-flop pertamanya berubah setiap ada pulsa dan memicu flip-flop berikutnya satu per satu, menghasilkan hitungan biner dari 0000 sampai 1111. Setelah U1 selesai satu putaran, output Q3 mengirim pulsa ke IC kedua sehingga U2 melanjutkan hitungan 4 bit berikutnya dan bersama-sama keduanya menjadi pencacah biner 8 bit. Disebut asynchronous karena tiap flip-flop tidak menerima clock bersamaan, melainkan bergiliran, sehingga ada sedikit jeda (ripple delay) saat pergantian angka, tetapi tetap dapat menghitung pulsa secara berurutan dalam bentuk biner.
b. Percobaan 1B
Rangkaian asynchronous binary counter pada percobaan 1B ini memakai dua IC 74LS90, tetapi tidak bekerja sebagai pencacah otomatis karena tidak diberi pulsa clock. Semua kaki input yang dihubungkan ke saklar hanya memberikan logika tetap (0 atau 1) secara manual. Tanpa sinyal clock yang terus‐menerus, flip-flop di dalam IC tidak saling memicu sehingga tidak ada pergantian keadaan secara berantai seperti pada mode pencacah normal. Alhasil, keluaran U1 dan U2 hanya menampilkan kombinasi logika biner yang mengikuti posisi saklar, bukan hasil hitungan berurutan. Jadi rangkaian hanya menunjukkan kondisi logika statis sesuai pengaturan saklar, bukan proses pencacahan yang biasanya terjadi pada counter asynchronous.
5. Video Rangkaian [kembali]
1. Percobaan 1A
2. Percobaan 1B
6. Analisa [kembali]
1. Analisa perbedaan hasil jurnal dan percobaan dari dua ic yg digunakan (div 16 dan div 10)
Jawab:
IC yang digunakan dalam jurnal adalah IC DIV16 (74LS93/7493) yang berfungsi sebagai 4-bit binary counter. IC ini mampu menghitung urutan biner dari 0000 hingga 1111 atau 0 sampai 15. Dengan demikian, hasil yang tercatat pada jurnal memperlihatkan keluaran yang lengkap dari 16 kondisi. Sebaliknya, pada percobaan digunakan IC DIV10 (74LS90/7490) yang merupakan counter desimal atau BCD counter. IC ini hanya dapat menghitung dari 0000 sampai 1001 atau 0 sampai 9, kemudian otomatis kembali ke 0000. Hal inilah yang menimbulkan perbedaan hasil antara jurnal dan percobaan. Jurnal menampilkan siklus penuh 16 keadaan, sedangkan percobaan menampilkan hanya 10 keadaan karena dibatasi oleh karakteristik IC BCD. Dengan kata lain, jurnal menggambarkan counter biner murni, sementara percobaan menampilkan counter desimal terbatas.
2. Analisa perbedaan hasil jurnal dan percobaan dari percobaan 1a dan 1b
Jawab:
Pada percobaan 1a, rangkaian menggunakan dua IC counter (kombinasi DIV2 dan DIV8) yang menghasilkan counter modulus 16. Output yang terbentuk adalah hitungan biner penuh dari 0 sampai 15, sehingga seluruh kombinasi 4-bit dapat ditampilkan. Karena menggunakan prinsip asinkron, setiap flip-flop akan memicu flip-flop berikutnya, sehingga terdapat efek propagasi (ripple) pada saat transisi. Hal ini sesuai dengan tabel hasil jurnal yang menunjukkan keluaran hingga 15. Sementara itu, pada percobaan 1b digunakan IC counter DIV10 (BCD counter) yang hanya menghitung sampai angka 9 (0000–1001) kemudian kembali ke nol. Dengan demikian, output yang dihasilkan terbatas pada sepuluh kondisi saja. Perbedaan hasil antara jurnal dan percobaan pada kedua rangkaian ini berasal dari jenis IC counter yang dipakai. Percobaan 1a menghasilkan keluaran biner penuh (0–15), sedangkan percobaan 1b menghasilkan keluaran desimal terbatas (0–9). Perbedaan ini menunjukkan bahwa percobaan 1a lebih cocok untuk aplikasi biner, sedangkan percobaan 1b lebih cocok untuk aplikasi penghitung berbasis desimal seperti seven segment.
7. Link Download [kembali]
- Download file rangkaian percobaan 1a disini
- Download file rangkaian percobaan 1b disini
- Download file datasheet IC 74LS90 disini
- Download file datasheet IC 7493 disini
- Download file datasheet logic probe disini
- Download file datasheet SPDT disini











Komentar
Posting Komentar